Beredar meme tidak mencerdaskan yang di dalamnya berisi perbandingan kejahatan terorisme antara fihak pelaku Muslim, Kristen dan China. Pada meme tersebut mengisyaratkan bahwa pemerintah khususnya polisi (densus 88) telah berlaku dzolim karena mendeskriditkan umat muslim dan pilih kasih terhadap tuduhan teroris, bahwa umat islamlah yang layak dijadikan teroris, adapun umat lainnya tidak patut menyandang teroris.
Tidak cerdasnya meme tersebut adalah terlalu menggampangkan peristiwa dan merangkai berita secara zahirnya tanpa mau ribet meneliti. Ujung-ujungnya bertujuan melawan pemerintah dan menyalahkan aparat. Apakah demikian faktanya yang terjadi?. Mari bersama berfikir kritis, sehat dan logika.
1. Pelaku bom di Mall Alam Sutera
"Ada jaringan teror yang dikenal atas nama kelompok dan ada jihad tanpa
pemimpin, yaitu orang yang melakukan perbuatan teror, inovasi sendiri,
dan melakukan perbuatan sendiri. Itu disebut leaderless jihad atau lone
wolf,” kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jendera Tito Karnavian, Kamis
(29/10/2015). Sumber: http://surabaya.tribunnews.com/2015/10/30/inilah-5-fakta-pengebom-mall-alam-sutera?page=2
Disimpulkan bahwa tersangka pengebom yang beretnis China beragama Kristen tersebut tetap dikatakan Teroris. Namun teroris yang dimaksud dikatakan "lone
wolf" karena ia tidak memiliki jaringan khusus dan ia bekerja sendiri. Lalu apa yang dikatakan meme tersebut? Simaklah, "Katolik dan keturunan China ngebom Mall 3 kali dia masih hidup, kata polisi dia bukan teroris".
Bagaimana, masih dikatakan meme CERDAS?
2. Polri: Siyono Panglima Kelompo Teroris
"Siyono berpangkat panglima atau sekelas direktur dalam kelompoknya
ini," ujar Anton saat memberikan keterangan pers di Markas Besar Polri,
Jakarta, Senin, 14 Maret 2016. Sumber: https://m.tempo.co/read/news/2016/03/14/078753382/polri-siyono-panglima-kelompok-teroris
Menurut keterangan polisi, Siyono ditangkap atas keterangan tersangka teroris yang berinisial alias W atas kasus senjata api yang ada pada siyono. Karena terindikasi berkaitan dengan teroris berdasarkan bukti yang dimiliki maka tidak salah jika ia dikatakan teroris. Mau ia shalatnya 1000 kali, puasa 1000 tahun kalo teroris ya teroris. Ibadah dan agamanya tidak ada hubungan sama sekali dengan kejahatannya yang mengancam nyawa banyak orang dan kedaulatan NKRI.
Sayangnya sebagaian umat islam hanya menilai dari ibadahnya saja dan menyebutkan yang baik-baik saja dengan melupakan kejahatan terorisme yang dia lakukan. Akhirnya dibela mati-matian, dan muncullah meme dengan tulisan tidak cerdas, "Muslim pribumi belom nembak belom ngebom belum ngebunuh tapi dia mati saat bersama aparat label terduga terosis".
Lihatlah betapa nyinyirnya, dikatakan belum nembak, ngebom, dan ngebunuh. Apakah untuk menyalahkan terduga teroris harus membunuh, menembak dan ngebom dulu? Ini pernyataan yang tidak cerdas, tentu semua yang berkaitan dengan kejahatam harus ditumpas habis sebelum membahayakan banyak orang. Kemudian kata-kata, "Dia mati saat bersama aparat" memberi pengertian bahwa aparat telah membunuhnya. Nyatanya bagaimana?
Ini cerita resmi polisi:
“Dari hasil pemeriksaan, Siyono mengaku bahwa senjata api yang ada pada dia sudah diserahkan pada orang lain.” “Selanjutnya kami bawa dia ke lokasi yang telah disebutkan dalam pemeriksaan, dikawal dengan beberapa orang petugas.” “Namun, setelah tiba di lokasi, Siyono tidak dapat menunjukkan rumah yang dimaksudkan, termasuk orang yang ia sebut sebelumnya.”
Ia melanjutkan, “Setelah sekitar 2 jam kami melakukan pencarian
akhirnya petugas membawa Siyono kembali, tetapi di perjalanan Siyono
melakukan perlawanan terhadap para petugas.”
“Sempat terjadi perkelahian antara petugas yang mengawal dengan
Siyono di dalam mobil hingga akhirnya petugas dapat mengendalikan
situasi.” “Akibat perlawanan tersebut Siyono lemas, kelelahan. Lalu petugas
membawanya ke RS Bhayangkara untuk melakukan pemeriksaan medis.” Sumber: http://www.inddit.com/s-e1wm96/begini-penjelasan-polisi-terkait-kematian-siyono-usai-dibekuk-densus-88
Masih dikatakan meme dengan hasil penyimpulan CERDAS?
3. Aparat Melawan OPM
OPM adalah Organisasi Papua Merdeka. Pada meme tersebut disebutkan, "Pribumi Non Muslim siap menembak pemerintah polisi dan tentara yang dianggap musuh, mereka hidup bebas label hanya sbg GPK". Enak sekali kalau menulis kata-kata nyinyir tanpa mau melakukan perbandingan data. Kenapa? cari gamapngannya yaa? Males meneliti?. Polisi dan aparat junkir balik berperang melawan mereka (OPM), dengan entengnya mengatakan "hidup bebas label sbg GPK". Nih lihat apa yang dilakukan polisi: http://news.detik.com/berita/3163389/ini-penjelasan-polri-soal-siyono-yang-tewas-usai-ditangkap-densus-88
"Pihak manapun yang mau berpisah dengan NKRI (makar), itu akan kita
berantas. Akan kita basmi sampai kapan pun dan tidak akan berhenti,"
tegas Yotje.
Bagaimana, masih dikatakan meme CERDAS?
Mari jauhkan bangsa Indonesia dari pemikiran-pemikiran yang dituangkan pada meme-meme tidak cerdas yang menyedehanakan sebuah peristiwa bertujuan misi tertentu. Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar